Ads 468x60px

Kamis, 01 Januari 2015

Dalam Sebuah Harapan


(ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."
(QS. Al Kahfi ayat 10)


Jika Cinta Memanggilku,
Terpanggilkah engkau...?

Cinta adalah sebuah isyarat memerdekakan diri dan perisai menenangkan qalbu dari beberapa tipu daya yang memang menipu. Itu menurutku. Pengkategorian cinta bagiku hanya 2, yaitu cinta sejati dan cinta tak sejati.

Cinta sejati adalah cinta yang memberikan kekuatan kehidupan. Baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Mengapa? Karena dengan cinta yang tulus, dengan cinta yang menerima apa adanya, dengan cinta yang saling mengisi, dengan cinta yang bahu membahu, dengan harapan demi harapan, akan mampu merubah takdir lewat doa-doa dan pengharapan.

Sedangkan cinta tak sejati adalah cinta yang memberikan kelemahan kehidupan. mengapa? Karena tanpa kesejatian, maka apapun dapat kita kolaborasikan dengan cinta itu. Oleh karenanya, cinta tak sejati akan merobohkan dan melemahkan hidup dengan dosa-dosa yang kita lakukan.

Nah, yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana sih cinta sejati itu? Cinta sejati bercirikan kekuatan. Sekali lagi “kekuatan”. Ketika kita dipanggil olehnya, maka kekuatan untuk menggapainya pun semakin terarah. Ketika cinta memanggil, bukankan hasrat kita untuk menujunya dengan berbagai cara? Ingat, cara-cara menggapainya pun sudah ada lho...! Apa? Dengan do’a dan pasrah. Jika tanpa doa dan kepasrahan, maka cinta itu “tidak sejati”. Mengapa? Karena cinta itu butuh siapa yang memberikan cinta itu dan memberikan peta petunjuk untuk memaksimalkan tujuan cinta itu sendiri.

Kata pujangga, cinta adalah misteri. Benar apa ndak? Sepertinya ada benarnya. Karena dia datang dengan berbagai cara. Entah lewat pandangan pertama, pandangan kedua, pandangan ketiga, atau seterusnya. Malah, orang yang sudah meninggal dunia sekalipun dapat kita rasakan cintanya, bukan?

Cinta Pertama vs Cinta Sejati
Cinta pertama sulit dilupakan. Inilah kata yang terngiang ketika SMA dulu. He he he... baru sadar. Ternyata cinta pertama kita adalah cinta kepada Tuhan, tau...!!! karena dulunya kan ketika usia kandungan ibu kita 40 hari, Tuhan meniupkan ruh-Nya dalam diri kita. Kemudian di sanalah kita “jadian” dengan-Nya. He...! Namun, banyak orang termasuk diriku sendiri menganggap cinta pertama itu hanya untuk manusia semata. Jika cinta pertama sulit dilupakan, yah ingat Tuhan saja terus menerus. Tuhan yang tidak pernah berhenti melihat dan memandang kita dengan rahmat, dengan mahabbah, dengan nikmat. Dan itu Tuhan lakukan tanpa henti. Tinggal kitanya saja sekarang yang harus bertanya, sudahkah kita selalu ingat cinta pertama kita itu??? Ini bukan materi tasawuf lho, tapi fakta. Coba deh dipikir...!

Nah, apa hubungannya nih cinta pertama dengan cinta sejati? Tuhan tidak pernah menghentikan cinta-Nya kepada kita. Tuhan tidak pernah kaku mengungkapkan cinta-Nya kepada kita. Tuhan tidak pernah memberikan kita sesuatu yang kita benci. Oleh karenanya, Tuhan tidak ingin diduakan. Tinggal kitanya saja sekarang yang harus mengkaji dengan penuh pengkajian akan diri dan apa yang telah Allah berikan kepada kita.

Bukankah konsep cinta itu untuk sementara ini, ingin mencintai dan dicintai? Ingin memberi kemudian diberi? Ingin memerhatikan dan diperhatikan? Ingin merindu dan ingin dirindukan? Ingin menyanjung dan disajung? Ingin senyum dan disenyumi? Ingin merdeka dan dimerdekakan. Malah, ingin mati dan dimatikan... seperti Romeo dan Juliet...?

Tapi, cinta untuk Tuhan bukan cintanya Romeo dan Juliet lho... tapi Tuhan hanya ingin memprioritaskan standar ketaatan kita kepada-Nya. Karena jika dipikir-pikir, kalau kita butuh sesuatu sebaiknya kita ke mana? Kalau kita mati pun tujuan kita ke mana? Bukankah untuk Tuhan? Sekali lagi, sudahkah kita temukan jawaban dari hasrat kita itu?

Rindu pasti memanggil kita selalu untuk-Nya. Karena kita telah bersumpah dulu kepada-Nya. Marilah kita perbanyak ingat kepada-Nya supaya cinta sejatinya selalu ada untuk kita. Dan mudah-mudahan dengan itu cinta untuk menuju-Nya pun diberikan dengan sempurna.

Padukan kerinduan kepada sesama hamba dengan cinta yang tulus terlebih dahulu kepada-Nya. Karena dengan jalan itulah kebahagiaan cinta akan selalu ada tanpa tangis mengiringi kegalauan, tanpa sedih mengiri kepergiannya, tanpa duka ketika simpuh peluh meyakini semuanya adalah sebuah takdir dari mimpi-mimpi kita yang nyata.

Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang? kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam Keadaan payah.
(QS. Al Mulk ayat 1 – 4)

Mataram, 2012

Tidak ada komentar:

 

Sample text

Semoga menjadi inspirasi untuk kita semua