Mencoba mengitari indah-Mu tanpa abjad lagi
ku rasakan, kehendak nyata-Mu mengalir mengairi
Takkan sanggup bagi diri ini mengingkari apapun itu dan ini
Wahai Al Jabbar
Wahai Yang Berkehendak
Nada indah sang hujan
di tepian malam dalam lamunan
Sebuah kehendak nyata untuk Engkau buktikan
bahwa kehendak-Mu mengantarkan kelelapan
Ku tatap gelapnya malam nan suram
terlukislah sketsa tadabbur dalam lautan kesombongan
keangkuhan selama ini yang kau sembunyikan
ternyata adalah ujian
ku pandangi hamba-Mu yang terkapar lelap karena sejuknya malam
di antara keduanya, pasti ada Engkau
Yang Maha Berkehendak
Kemudian, kehendak-Mu takkan sanggup dilukiskan
apalagi diingkarkan.
Ya Jabbar
ku rasakan, kehendak nyata-Mu mengalir mengairi
Takkan sanggup bagi diri ini mengingkari apapun itu dan ini
Wahai Al Jabbar
Wahai Yang Berkehendak
Nada indah sang hujan
di tepian malam dalam lamunan
Sebuah kehendak nyata untuk Engkau buktikan
bahwa kehendak-Mu mengantarkan kelelapan
Ku tatap gelapnya malam nan suram
terlukislah sketsa tadabbur dalam lautan kesombongan
keangkuhan selama ini yang kau sembunyikan
ternyata adalah ujian
ku pandangi hamba-Mu yang terkapar lelap karena sejuknya malam
di antara keduanya, pasti ada Engkau
Yang Maha Berkehendak
Kemudian, kehendak-Mu takkan sanggup dilukiskan
apalagi diingkarkan.
Ya Jabbar
"Janganlah Engkau hukum kami, jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb-kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami, beban yang berat, sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb-kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami, apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'." – (QS.Al Baqarah [2] ayat 286)